1. |
Layu
03:55
|
|||
[Chorus]
Darah tertumpah nanah mengalir
Memperkosa Bhinneka ditiduri bergilir
Memuja Kebinasaan, Keadilan berakhir
Di pecut penindasan, Pejabat duduk diatas fakir
[mouthcrime]
Kamilah benih pohon yang tumbuh dari api.
Mewujud dalam kata yang menolak di hakimi.
Hasrat meronta berontak dalam pembangkangan.
Merdeka hanya semu, utopia dalam angan.
Esa hilang, Dua terbilang – mati satu tumbuh seribu.
Menolak lupa terlalu banyak tragedi masa lalu.
Apa arti merdeka hanya sebatas umbul-umbul?
Kami bersuara kau buat lidah kami jadi tumpul.
Keadilan sosial bagi para pemilik modal.
Kelas akar rumput kau injak dan jadikan wadal.
Kolonial mewujud dalam nafas Korporat.
Kau paksa kami jadi budak yang harus tunduk dan taat.
Kami muak telan Retorika pengantar tidur.
Kau citrakan Merdeka tapi banyak tempat tergusur.
Hak Asasi telah cacat tak mampu jalan, dan pincang.
Kala kau tak Acuh dari daftar korban yang hilang.
[Chorus]
Darah tertumpah nanah mengalir
Memperkosa Bhinneka ditiduri bergilir
Memuja Kebinasaan, Keadilan berakhir
Di pecut penindasan, Pejabat duduk diatas fakir
[RB]
Isi peluru senjata pemberontakan dimulai
Buang seluruh keyakinan akan penguasa
Jangan mau ditindas lagi dengan visi-misi
Bualan omong kosong mereka teriakan di telinga kita
Hantamkan pukulan dengan semangat dalam jiwa
Penindasan manusia matikan sistematika
Grafik militer kini rubah susunan kabinet
Di rezim terbaru bangsat dicekoki pelet santet
Terdengar gemuruh lintas petir dilangitmu
Ketika Jaksa beradu argumen pun mulai layu
Mulai menghakimi siapa saja juga kau dan aku
Demokrasi macam tai Nasionalis jaman batu
Propaganda Konspirasi menyala dalam Negeri
Kita telah dihabisi diredam senjata api
Mengapa masih disni kita harus berdiri
Ditenganh bangsa yang memuja pejabat bermateri
[Chorus]
Darah tertumpah nanah mengalir
Memperkosa Bhinneka ditiduri bergilir
Memuja Kebinasaan, Keadilan berakhir
Di pecut penindasan, Pejabat duduk diatas fakir
[Widji Thukul]
Peringatan!
Jika rakyat pergi
Ketika penguasa pidato
kita harus hati-hati
Barangkali mereka putus asa
Kalau rakyat bersembunyi
Dan berbisik-bisik
Ketika membicarakan masalahnya sendiri
Penguasa harus waspada
Dan belajar mendengar!
[Chorus]
Darah tertumpah nanah mengalir
Memperkosa Bhinneka ditiduri bergilir
Memuja Kebinasaan, Keadilan berakhir
Di pecut penindasan, Pejabat duduk diatas fakir
|
||||
2. |
Vroozt Hoax
03:21
|
|||
3. |
Ya Basta!
02:59
|
|||
((Chorus))
Persatuan bualan! Saudara dimatikan! Habiskan lahan penindasan terus berjalan!
Siapa yang disalahkan! Mengapa dilanjutkan! Memuja kekayaan akal sehat dihilangkan!
[ RB ]
gerilyakan seluruh suara pemberontakan
sebab kita semua masih berada di era penindasan
senjata ditembakan, asap mulai bertebaran
diseluruh jalanan, dipelosok keramaian, di sela kemanusiaan, tanpa ada ampunan
output tak ada mulut mengomel macam senapan!
ratakan bangunan, babat hutan
bangun industri diatas lahan
matikan rakyat perlahan
apa nurani mereka kini telah sekarat
termabukkan materi, otak mereka berkarat
tak sadar kenikmatan hanya datang sesaat
murka dan angkara menjemput dengan kiamat
kini amarahku gelontarkan
sebab seluruh saudaraku diberi label "monyet" hutan!
Persamaan kulit bukan simbol persatuan karena kebhinnekaan bukan sekedar persamaan!
((Chorus))
[DONAL ZEE]
Akulah Prometheus ku curi api Zeus
Manakala senja pekat Rima ku nyala terus.
Bertahan sampai mampus, Kalam selalu terhunus
Hancurkan tiran Fir'aun yang keluar dari anus
Putra Cain beranak pinak di muka bumi
Mewujud dalam barisan sebagai penjaga upeti
Yang kaya makin kaya, miskin menjadi barbar
Sanctuary dihancurkan, masak harus sabar?
Kami sudah muak! Teriak; (Ya Basta!)
Menolak tunduk saatnya (melawan senjata!)
Jangan pernah percaya bualan penguasa
Investasi saham asing demi profit penguasa
Ini saatnya angkat kepalan jangan diam
Menolak tertindas! Jangan terinjak bak pualam
Kami sudah muak! Teriak; (Ya Basta!)
Sekali lagi coba kita teriak; (Ya Basta!)
|
||||
4. |
Nyala Api Yang Tersimpan
02:34
|
|||
[RB]
Mereka yang hidup diantara para penjarah
Yang memuja penindasan diatas tanah berdarah
Melafalkan doa dise...tiap pagi menjelang
Senja pun datang membawa parang dan gurindam
Disela sela kelingking terselip nada histori
Yang mana keadilan tak lagi bangkit dan berdalih
Konsekuensi diantara lahan berapi, tak pernah runtuh walau seribu tahun pasca dia mati
Merdeka hanya bualan, tak semu yang disabdakan, takbir yang diteriakkan, tak mampu tuk menggentarkan
Setiap sel ku menentang para penenteng moncong laras
Mari bangkit melawan meski ragamu terbatas
Jebolan lapas! Coba hitung korban yang tak bebas
Terbaring di selokan, dengan genggaman terlepas
Bila kehidupan dimulai dari kotak suara
Maka barisan insan ini tak inginkan terjarah
[CHORUS]
Rimaku yang tersimpan mengumpul dikepala
Muntahkan lewat rongga tenggorokan dan menyala
Runtuhkan semua tiran yang menggandeng taipan
Perampok berdasi ku hempas dengan badai topan
[MOUTHCRIME]
Kami kutuk setiap dosis terror penindasan
Ku rapalkan mantra dan aku hunuskan kepalan
Sumpal moncong senapan dengan bunga pemberontakan
Dengan semangat membara yang tak akan terpadamkan
Demi kebebasan yg mengajariku menari
Demi angkara yg memaksa mengepalkan jemari
Demi setiap fabel pengantar tuk meraih mimpi
Hingga semua jiwa merdeka ditanah ini
Ku gambar garis pembatas antara ku dan musuhku
Keluar sistem dan bakar semua jembatan dibelakangku
Kami menolak berkarat mati dalam kepasrahan
Selama mampu berdiri, hidupku dalam pembangkangan
Dalam Jaga ritme pertempuran, kipasilah api saudaramu, dan ajarkan terus mengipasi api.
Hingga ia mampu mengipasi apinya sendiri.
Hingga merupa api bizantin yang bakar semua tirani
[CHORUS]
Rimaku yang tersimpan mengumpul dikepala
Muntahkan lewat rongga tenggorokan dan menyala
Runtuhkan semua tiran yang menggandeng taipan
Perampok berdasi ku hempas dengan badai topan
|
||||
5. |
Hunusan Kepalan
03:45
|
|||
Intro:
Angkat kepalanmu
Hunuskan ke angkasa! (4x)
Chorus:
Angkat kepalanmu
Hunuskan ke angkasa
Had enough, Ya Basta!
What the fuck! What the fuck! (4x)
[MOUTHCRIME]
Bandana dikepala, microphone di kepalan
Resistensi verbal keluar bara dari rapalan
Bernazar kepada Tuhan, bahwa hidup tak bertuan
Kalam oposan terjaga disetiap barisan
Tetap membara mengembara menembus angkara
Injak samsara menolak sengsara bermuara
nyaliku Tera berpantang ku jadi bentara
rima aksara suarakan keadilan tak kentara
Jaga jelaga semoga tak makin pekat jagat
Kala jelata menggugat, kau malah pakai muslihat
robot penjaga kau baiat, tuk merampas tanah adat
satu komando dari? dari komandan berpangkat!
Derap berirama selaras keluar barak
bersenjata laras panjang lalu siap menembak
Lalu hilangkan jejak, warta berita kau bajak
Mengcover media massa dengan kata sok bijak
Chorus:
Angkat kepalanmu
Hunuskan ke angkasa
Had enough, Ya Basta!
What the fuck! What the fuck! (4x)
[RB]
Peringatan! Peringatan! Bidikan tak beraturan
Kala komandan berikan ucapan tanda senapan
Moncong senjata menghunus jatuh ribuan nyawa
Buktikan ramah tamah hanya bualan belaka
Teriakan sengsara warga tanpa mahkota
Yang masih berjuang ditengah tengah konflik negara
Angkatlah kepalan tangan ini saatnya berontak
Pada mereka yang kaya namun masih tak berotak
Bantai diatas Karbala kasus yang belum terjabar
Pasal baru yang kau bawa kupastikan kan terbakar
Lampirkan laporan biner layak pasang nomer togel
Ditangan jabatan kader kekuasaan meluber
Pasal baru di ramu kendalikan kau dan aku
Sadari merah bintangku kan menyinari jalanmu
Kutukan ku melaju berpacu enggan membisu
Tak perlu seribu serdadu hanya perlu serbuk mesiu
Chorus:
Angkat kepalanmu
Hunuskan ke angkasa
Had enough, Ya Basta!
What the fuck! What the fuck! (4x)
Outro:
Angkat kepalanmu
Hunuskan ke angkasa (8x)
|
||||
6. |
Bombtrack
03:35
|
|||
Intro:
Ughhhh...
Hey yo.. it's just another bombtrack
It's goes a 1..2..3
[Zack de la Rocha]
Hey yo.. it's just another bombtrack
And suckas be thinkin' that they can fade this
But I'm gonna drop it at a higher level
Cause I'm inclined to stoop down
Hand out some beat-downs
Hand out some beat-downs
[MOUTHCRIME]
Semudah ku buang ludah ku tulis sajak bertuah
Diatas ketukan beat ini aku mulai berulah
Serupa bayang tanpa wajah kini aku berubah
Wujud jadi serigala cabik lawan sampai berdarah
Mendarah daging kultur ini melekat nadi
Busungkan dada pasang badan persetan ilmu padi
Separuh hidupku dirancang untuk mengutuk
Bernazar pada Tuhan bahwa hidup pantang tunduk
Patahkan tanduk banteng moncong putih sambil duduk
Berjalan di jalur Rebel, resistensi aku pupuk
Tak akan menyerah selama bintangku masih merah
Sampai kapan ku bertahan? Tunggulah selamanya!
Bernyali lawan baja serupa Intifada
lontarkan kalam profan pada mereka lewat nada
Kami generasi yang selalu menjaga kewarasan
Berpantang untuk menyerah hingga nafas penghabisan
[Zack de la Rocha]
Hey yo.. it's just another bombtrack
And suckas be thinkin' that they can fade this
But I'm gonna drop it at a higher level
Cause I'm inclined to stoop down
Hand out some beat-downs
Hand out some beat-downs
[RB]
microphoneku tlah di tangan
siap lancarkan serangan
dengan senapan laras panjang
siap buat kau terlentang, rima ku bentang
menantang siapapun kan ku serang
ku masih berang! bantai para pemuja ketenaran!
kamilah diktator! kalian spectator!
bersembunyi dibalik kedok agar namamu tak jontor!
asumsi mu tak valid, jalani hidup hipokrit
skema real telah ku rakit, sudah pasti kau terjangkit!
beranggapan semua mampu dibeli dengan uang
namun loyalitas mahal, kami pantang tuk dilelang! HAH!
this is the bombtrack! will break your neck!
let's check the mic, then everybody got attack!
kami malapetaka, kriminal dalam bait rima!
tak perlu senjata, cukup dengan angkara murka
sebut ini penutupan tanpa kata kiasan
meski rap mu berantakan, ku tak kenal belas kasihan
check
[Zack de la Rocha]
Hey yo.. it's just another bombtrack
And suckas be thinkin' that they can fade this
But I'm gonna drop it at a higher level
Cause I'm inclined to stoop down
Hand out some beat-downs
Hand out some beat-downs
|
||||
7. |
Solidarity Forever
03:19
|
|||
8. |
Bella Ciao
03:48
|
|||
(Indratama):
Suatu pagi aku terbangun
Oh bella ciao, bella ciao, bella ciao ciao ciao
Suatu pagi aku terbangun
Ku lihat musuh datang
(mouthcrime):
Buka mata bersuara buat kau buka mata
Kabarkan bahwa negeri penuh derita
Musuh kita sama korporat dan penjaganya
Anubis bersenjata, lencana dipundaknya
Mari bersatu tantang tiran, tunduk pantang
Bawa ku pergi bersamamu wahai pejuang
Dijalan pedang ambil setiap peluang
Jangan pernah biarkan penindasan berulang
(Indratama):
Oh pejuang Bawa ku pergi
Oh bella ciao, bella ciao, bella ciao ciao ciao
Oh pejuang bawa ku pergi
Ku rasa ku kan mati
(mouthcrime):
Aku pedang damocles yg ancam setiap tahta
Jika ku mati karena ini, kau jadi saksinya
Jangan pernah berhenti tetaplah melawan
Bertahan di barisan dan angkatlah kepalan
Panggil arwah pembangkang yg terlupakan zaman
Kala perusak hutan dijaga polisi dan preman
Bangun lagi harapan dari sisa gempuran
Jadi budak atau mati terhormat di pertempuran
(Indratama):
Jika ku mati sebagai pejuang
Oh bella ciao, bella ciao, bella ciao ciao ciao
Jika ku mati sebagai pejuang
Kau yang harus menguburku
(RB):
Kemudaratan tanah serupa tumpahan darah
Ketika penantang musnah ditangan para penjarah
Bala bantuan yang dipanggil masuk ke dalam selokan
Jeritan, pekikan, terdengar begitu menyakitkan
Biarkan kami pergi meski semua tak berarti
Persetan meski mati, tak perlu engkau tangisi
Kuburlah raga ini diatas puncak gunung tinggi
Agar mudah tuk cari... jalan bila hendak kembali
(Indratama):
Kubur aku dipuncak gunung
Oh bella ciao, bella ciao, bella ciao ciao ciao
Kubur aku dipuncak gunung
Dibawah indahnya bunga
(RB):
Akukah penabur diantara jasad terkubur
Semangat tak terlebur, meski mata tlah kabur
Ku tumpahkan aksara dalam rima yang mengudara
Jangan hanya terdiam, merakit kata tuk bersuara
Kepalkan tangan bersama lawan penindasan
Perampasan, perampokkan juga juragan dan tuan
Yang semena-mena ambil alih seluruh lahan
Rapatkan barisan karena hidupku tak bertuan
(Indratama):
Dan mereka yang melintasi
Oh bella ciao, bella ciao, bella ciao ciao ciao
Yang melintasi akan berkata:
Alangkah indah bunga ini
Ini bunga perjuangan
Oh bella ciao, bella ciao, bella ciao ciao ciao
Ini bunga perjuangan
Mati untuk kebebasan
|
||||
9. |
A Las Barricadas
02:34
|
|||
[MOUTHCRIME] :
Meskipun Angkasa berjelaga kami terjaga
Menjaga nyala api yg tersimpan dalam dada
Menolak jackal menjagal jelata jadi tumbal
Di altar pesugihan dari para pemodal
Ku nujum merata aspal sikat sekat pembatas
Bagi kami tak ada perang selain perang kelas
Hingga jiwa terbebas tak ada yg tertindas
Merdeka sepenuhnya bukan hanya sebatas; "kata"
Kataku merambat semesta tak bisa diredam
Serupa phoenix yang terbakar lahir kembali dan
Melawan lagi, berkali, akan terus berulang
Tak kan pernah lelah angkat kepalan dan berjuang
Setiap peluang ambil alih, dan meronta kekang
Melawanlah sebelum senjata mereka kokang
Setiap pembangkang melawan, mencari haknya
Menolak tunduk dongakkan kepala dihadapannya
Chorus1:
Badai hitam yg beliung diudara
Awan gelap menghalangi kita melihat
Meski sakit dan kematian menunggu kita
Melawan musuh tugas kita telah memanggil
[ R B ] :
Berdirilah tegap walau lencana tak dipundak
Tetaplah melawan meski perang belum berpihak
Serahkan, jiwa perjuangan untuk teror mereka yang bersulang dengan slogan kemerdekaan
Jangan lah terbuaikan! jangan mau dibungkam.
Serukan dan kobarkan lantang semangat perjuangan
Meski ini perang yang tak pernah kita menangkan namun angkatlah kepalan tolak mentah penindasaaan
Kebebasan adalah suatu kebajikan
Tanpa perlu perantara dia siap tuk meyakinkan
Pasang keberanian dan lekatkan di dada
Jangan biarkan darah tertumpah lagi depan mata
Siapkan sejuta martir melawan konspirasi!
Bila takdir sebut janji, lekas tagih kembali
Bangkitkan nurani diri janganlah hanya bersembunyi
Kembali menari berapi dan kokohlah berdiri!
Chorus2:
Kebaikan yg paling berharga kebebasan
Perjuangkan yakin dengan keberanian
Berkibarlah bendera, bendera revolusi
Semoga kemenangan menjadi milik kita
|
||||
10. |
A Las Barricadas (Remix)
02:34
|
|||
[MOUTHCRIME] :
Meskipun Angkasa berjelaga kami terjaga
Menjaga nyala api yg tersimpan dalam dada
Menolak jackal menjagal jelata jadi tumbal
Di altar pesugihan dari para pemodal
Ku nujum merata aspal sikat sekat pembatas
Bagi kami tak ada perang selain perang kelas
Hingga jiwa terbebas tak ada yg tertindas
Merdeka sepenuhnya bukan hanya sebatas; "kata"
Kataku merambat semesta tak bisa diredam
Serupa phoenix yang terbakar lahir kembali dan
Melawan lagi, berkali, akan terus berulang
Tak kan pernah lelah angkat kepalan dan berjuang
Setiap peluang ambil alih, dan meronta kekang
Melawanlah sebelum senjata mereka kokang
Setiap pembangkang melawan, mencari haknya
Menolak tunduk dongakkan kepala dihadapannya
Chorus1:
Badai hitam yg beliung diudara
Awan gelap menghalangi kita melihat
Meski sakit dan kematian menunggu kita
Melawan musuh tugas kita telah memanggil
[ R B ] :
Berdirilah tegap walau lencana tak dipundak
Tetaplah melawan meski perang belum berpihak
Serahkan, jiwa perjuangan untuk teror mereka yang bersulang dengan slogan kemerdekaan
Jangan lah terbuaikan! jangan mau dibungkam.
Serukan dan kobarkan lantang semangat perjuangan
Meski ini perang yang tak pernah kita menangkan namun angkatlah kepalan tolak mentah penindasaaan
Kebebasan adalah suatu kebajikan
Tanpa perlu perantara dia siap tuk meyakinkan
Pasang keberanian dan lekatkan di dada
Jangan biarkan darah tertumpah lagi depan mata
Siapkan sejuta martir melawan konspirasi!
Bila takdir sebut janji, lekas tagih kembali
Bangkitkan nurani diri janganlah hanya bersembunyi
Kembali menari berapi dan kokohlah berdiri!
Chorus2:
Kebaikan yg paling berharga kebebasan
Perjuangkan yakin dengan keberanian
Berkibarlah bendera, bendera revolusi
Semoga kemenangan menjadi milik kita
|
Rebelnation Indo Madiun, Indonesia
Rebelnation Indo or better known as "Rebelnation" is a rap group from Madiun City (Indonesia), formed 2018 by Donal Zee a.k.a Mouthcrime with Reyza Bima a.k.a RB, under label Rebel Home Record.
Streaming and Download help
If you like Rebelnation Indo, you may also like:
Bandcamp Daily your guide to the world of Bandcamp